Harga Telur di Tingkat Peternak Kulon Progo, Anjlok
KULON PROGO — Harga telur ayam ras di tingkat peternak di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, anjlok di bawah biaya produksi karena rendahnya daya beli masyarakat akibat pandemi COVID-19.
Salah satu peternak ayam petelur di Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah, Yusuf di Kulon Progo, Minggu, mengatakan harga telur di tingkat peternak pada Sabtu (2/5) hanya Rp13.000 perkilogram, dan pada Minggu (3/5) sudah naik menjadi Rp14.500 per kilogram.
“Harga telur ayam beberapa hari terakhir memang sangat rendah, khususnya pada Sabtu (2/5) sampai titik terendah Rp13 ribu per kilogram. Hal ini sangat merugikan peternak kecil, bisa gulung tikar,” kata Yusuf.
Ia mengatakan rendahnya harga telur ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, rendahnya harga telur disebabkan harga telur di Jawa Timur, seperti di Blitar sangat rendah sehingga menyebabkan harga telur daerah lain jatuh. Kedua, pandemi COVID-19 juga menyebabkan permintaan telur ayam rendah. Ketiga, setiap awal puasa, harga telur ayam dipastikan anjlok.
“Setiap awal puasa permintaan turun, dan harga telur turun, diperparah adanya pandemi COVID-19. Akhir, harga telur berada di titik terendah,” katanya.
Menurut dia, harga telur di bawah Rp17.000 menyebabkan peternak merugi dan terancam gulung tikar. Kalau harga telur Rp15.000 per kilogram, hanya bisa beli pakan ternak.
“Kalau harga telur masih di bawah Rp17 ribu per kilogram, akan menyebabkan peternak gulung tikar,” katanya.
Salah satu pedagang telur ayam di Kecamatan Sentolo Sugeng mengatakan sejak adanya pandemi COVID-19, permintaan telur ayam anjlok. Hal ini disebabkan warung makan tutup, dan toko kelontong sepi pembeli.