Keluarga Pasien Terjangkit COVID-19 di Manado Masih Terstigma Negatif

Ilustrasi - Sampel darah pasien COVID-19. -Ist

MANADO – Keluarga pasien terjangkit COVID-19 di Manado masih mengalami tindakan diskriminasi dari masyarakat. Stigma negatif masih sering dialamatkan kepada mereka.

Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulawesi Utara (Sulut), dr Steaven Dandel berharap, masyarakat tidak berperilaku diskriminatif atau memberikan stigma negatif terhadap keluarga pasien terjangkit COVID-19. “Beberapa hari terakhir, kami dihubungi langsung klien atau pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19, mereka mengeluhkan kesulitan karena mengalami diskrimiansi, stigma, dan disudutkan dalam kehidupan sosial bagi keluarga di rumah,” ujarnya, Rabu (13/5/2020).

Seharusnya, masyarakat memberi dukungan bagi keluarga, sahabat, kerabat, atau orang-orang terdekat, yang sementara ini dirawat karena terjangkit virus corona jenis baru itu. “Mereka mengalami beban ganda, di satu sisi harus berjuang melawan virus corona, di lain sisi mereka mendengarkan berita keluarga di rumah yang mengalami tekanan masyarakat sekitar, dikucilkan, atau didiskriminasi,” tandasnya.

Menurut dr Steaven, masyarakat semestinya tidak melakukan diskriminasi sosial seperti itu. “Tidak ada satu orang pun di dunia yang ingin terpapar COVID-19, mereka terpapar sebagian besar disebabkan karena pekerjaan,” ujarnya.

Oleh karena pekerjaan yang dilakukan itu, banyak yang terpapar COVID-19, termasuk di antaranya para tenaga medis. Akan tetapi, ketika terkonfirmasi positif, ada sebagian masyarakat mencibir dan mediskriminasi kalangan tersebut. “Hal ini sesuatu yang tidak patut dilakukan, dari satu bangsa yang menjunjung tinggi Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa beragama yang mendengarkan perintah dan hukum pencipta,” katanya.

Lihat juga...