KKP Persiapkan Skema Desa Inovasi di Aceh Tamiang
Editor: Mahadeva
JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), mempersiapkan skema Desa Inovasi di Kabupaten Aceh Tamiang.
Langkah tersebut mempertimbangkan kondisi ketidakstabilan sistem pra produksi, sistem produksi, sistem pemasaran dan distribusi barang. Terutama yang terjadi di pusat produksi dan pasar perikanan karena terdampak Pandemi Covid-19. “Pada pusat-pusat perikanan tertentu, seperti tempat pendaratan ikan, sistem produksi tetap berjalan, namun sistem distribusi dan pemasaran terganggu, sehingga suplai hasil perikanan pada sentra produksi melimpah,’’ kata Sjarief Widjaja, Kepala BRSDM KKP, Rabu (20/5/2020).
Desa Inovasi yang ada di pusat-pusat perikanan diharapkan dapat menciptakan keseimbangan baru di bisnis perikanan. Termasuk dalam hal transaksi maupun produksi, sehingga tercipta relasi sosial maupun jaringan sosial baru di desa-desa pusat perikanan tersebut.
Untuk membangun Desa Inovasi, Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBRSEKP), yang merupakan unit pelaksana tugas (UPT) BRSDM, saat ini melakukan pendataan dan mengolah informasi dari desa-desa pusat kegiatan perikanan.
Di Aceh Tamiang, terdapat enam desa yang sedang didata, yakni Desa Kampung Seuneubok Aceh Kecamatan Bendahara, Desa Kampung Bandar Khalifah Kecamatan Bendahara, Desa Kampung Matang Seuping Kecamatan Banda Mulia.
Kemudian Desa Kampung Alur Nunang Kecamatan Banda Mulia, Desa Kampung Alue Sentang Kecamatan Manyak Payed, Desa Kampung Ujong Tanjong Kecamatan Manyak Payed, Desa Kampung Sungai Kuruk III Kecamatan Seruway dan Desa Kampung Baru Kecamatan Seruway.