KKP Persiapkan Skema Desa Inovasi di Aceh Tamiang
Editor: Mahadeva
“Penyuluh perikanan berperan penting untuk membantu pengumpulan data dan informasi (sekunder dan primer) dalam situasi kondisi daerah yang dilanda Covid-19. Tentu, informasi data dan informasi yang dikumpulkan telah disiapkan dengan baik oleh tim peneliti,” papar Peneliti Utama BBRSEKP, Armen Zulham.
Nantinya setiap desa inovasi, penyuluh perikanan menjadi tokoh sentral pendorong partisipasi pelaku usaha untuk memanfaatkan inovasi. Penyuluh menjadi pengawal desa inovasi, serta menjadi mitra peneliti BRSDM untuk menyampaikan kendala pemanfaatan inovasi. Termasuk bersama peneliti memperbaiki inovasi tersebut.
Desa Inovasi perikanan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat perikanan di masa depan, maupun dalam situasi bencana. Sebagian dari mereka di kesehariannya tidak memiliki aset, dan kehidupannya sangat tergantung pada aktivitas dan upah harian.
Armen menyebut, skema Desa Inovasi Perikanan terbagi dalam dua alternatif. Alternatif pertama, budi daya udang organik, yang meliputi pembentukan entitas pembudidaya udang organik, pembentukan entitas masyarakat yang memproduksi probiotik (Rica dan Udang). Serta membangun kerja sama blockchain udang organik (sertifikasi kawasan udang organik dan pembelian hasil produksi).
Sementara untuk alternatif kedua, budi daya udang windu, yang meliputi pembentukan entitas pembudidaya udang windu, pembentukan entitas pembudidaya yang menerapkan manajemen pola tanam serentak dan manajemen pengelolaan air, serta membangun kerjasama dengan pengusaha e-dagang dalam pengadaan input dan penjualan hasil.