Peneliti-Akademisi Kelautan Diimbau Lebih Aktif Tulis Jurnal

Editor: Koko Triarko

Untuk direktori profesional, ada tiga website yang bisa diikuti, yaitu Ocean Expert, Linkedin dan Cosis Copernicus.

“Untuk Indonesia, syukurnya sudah ada SINTA yang bisa menjadi barometer untuk produktivitas, dampak produk riset atau pengajaran atau jurnal dan profesionalitas dosen dan peneliti,” papar Widodo lebih lanjut.

Lebih jauh, lanjutnya, SINTA juga memiliki dampak sistemik, yaitu meningkatkan nilai dari lembaga penelitian, universitas, bahkan program studi dari peneliti atau akademisi yang bersangkutan.

“Dengan adanya publikasi jurnal ilmiah pada website yang memang sudah diakui ini, selain memberikan alternatif lapangan pekerjaan dan penelitian lanjutan juga bisa memberikan kesempatan dalam penggunaan hasil penelitian dalam perumusan kebijakan,” tandasnya.

Untuk menjamah masyarakat umum, Widodo menyatakan para peneliti dan akademisi sebaiknya juga menulis jurnal ilmiah populer.

“Misalnya dengan membuat imbauan positif melalui sosial media, menerima interview dari para wartawan maupun secara langsung menulis opini atau artikel pada media-media yang memberikan kesempatan pada para peneliti atau akademisi,” ujarnya.

Sehingga, lanjutnya, ilmu pengetahuan dan teknologi bisa memiliki dampak pada masyarakat luas dan turut dalam peran serta mencerdaskan masyarakat. Terutama, para generasi muda.

Direktur Yayasan Pelangi Terumbu Karang Indonesia, Syafran Yusri, menyebutkan dengan perkembangan teknologi yang pesat saat ini, para peneliti, akademisi maupun masyarakat bisa turut berpartisipasi dalam melakukan penelitian dan mewujudkannya dengan menggunakan data digital.

“Prinsipnya sederhana saja, kita menggunakan software yang gratis atau open source untuk menghindari biaya tinggi dan tuntutan hukum, memiliki kemampuan untuk mengolah sumber data, memiliki hubungan erat dan berkolaborasi dengan para ahli terkait dan mau bekerja sama untuk mengumpulkan sumber daya,” kata Syafran dalam kesempatan yang sama.

Lihat juga...