Peneliti-Akademisi Kelautan Diimbau Lebih Aktif Tulis Jurnal

Editor: Koko Triarko

Khusus untuk ilmu kelautan, Syafran menyebutkan, ada beberapa sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh para peneliti, akademisi maupun masyarakat.

“Ada earth explorer, GBIF, OBIS, protected planet, ocean color, hycom dan Google Earth. Kalau yang dari kementerian ada KSDAE dari KLHK, basis data kawasan konservasi dari KKP dari LIPI,” ucapnya.

Untuk mengakses sumber data tersebut, ia menyatakan hanya membutuhkan ilmu pemograman dan ilmu data.

“Untuk penggunaan programnya bisa menggunakan Phyton atau Javascript. Dan perlu memperhatikan data-data mana saja yang bisa digunakan secara langsung,” ujarnya, seraya menunjukkan salah satu penggunaan Google Earth dalam proses pengolahan sumber data.

Ia menyebutkan, dengan menggunakan Google Earth, akan ada katalog data yang berbasis Landsat and Sentinel, MODIS, Terrain, Land Cover dan Atmospheric.

“Dengan menggunakan Google Earth ini kita akan mendapatkan citra, implementasi algoritma pada citra, memilih koleksi gambar, implementasi algoritma pada koleksi gambar, reduksi koleksi dan menghitung statistik agregasi,” ucapnya lebih lanjut.

Salah satu contoh yang bisa dilakukan, menurutnya adalah membuat mosaik bebas awan dari Citra Landsat 8. “Jadi walaupun kita harus diam di rumah, dengan adanya teknologi kita tetap bisa melakukan penelitian dan membagi hasil penelitian tersebut,” pungkasnya.

Lihat juga...