Penjualan Tempe Mendoan di Banyumas Tetap Laris Manis

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

PURWOKERTO — Meski di tengah pandemi virus corona jenis baru atau covid-19, penjualan salah satu takjil wajib yang dinikmati sebagian besar warga Kabupaten Banyumas, tempe mendoan tetap laris manis.

Tempe mendoan berbeda dari tempe biasa, dan lebih tipis. Dalam satu bungkus hanya berisi dua lapis tempe. Cara mengolahnya pun berbeda. Mendoan digoreng hanya sebentar dan diangkat saat masih mendo atau setengah matang.

Salah satu penjual tempe mendoan di Pasar Wage Purwokerto, Sarikin mengatakan, dalam satu hari ia mampu menjual lebih dari 200 bungkus tempe dan selalu habis.

“Hari ini bawa 200 tempe mendoan dan tinggal tersisa sedikit. Biasanya sebelum Dhuhur sudah habis, ada yang beli langsung 20 bungkus, ada juga yang 5-10 bungkus, jadi yang tersisa hanya tempe potong biasa,” tuturnya, Selasa (12/5/2020).

Pembeli dapat langsung membeli dalam jumlah banyak, karena tempe mendoan bisa dibeli dan dimasak sesuai waktu dan kebutuhan. Misalnya ada pembeli yang membeli 5 bungkus tempe mendoan siap masak hari ini, kemudian 10 bungkus yang baru siap masak besok. Bahkan, ada tempe mendoan yang baru siap dimasak dua hari kemudian.

“Yang paling laku itu tempe mendoan siap masak hari ini dan yang baru bisa dimasak besok, jadi saya membawa tiga macam. Pelanggan yang enggan bolak-balik ke pasar, langsung membeli untuk keperluan sekarang dan besok, bahkan lusa,” katanya.

Meskipun sempat mengalami sepi pembeli akibat pandemi Covid-19, Sarikin mengaku mendapatkan berkah di bulan puasa ini, karena jualannya laris-manis.

“Jangankan pembeli, saya saja yang penjual tempe, kalau bulan puasa pasti istri saya masak mendoan untuk buka puasa,” kata Sarikin.

Lihat juga...