Planet Saturnus, Istimewa karena Bercincin Lebar
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Seperti halnya Planet Jovian lainnya, Saturnus merupakan planet yang memiliki komposisi utama berupa gas. Dan, satu hal yang membuat Saturnus istimewa adalah cincinnya yang memiliki lebar sekitar 120 ribu kilometer, dan berkomposisi utama partikel es.
Staf Astronomi Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ), Roni Syamara, menyatakan Cincin Saturnus yang terletak pada bidang ekuator ini memiliki diameter keseluruhan lingkaran cincin yang berukuran 350 kali panjangnya Pulau Jawa.
“Karena kedudukan sumbu rotasinya membentuk sudut sekitar 27 derajat terhadap bidang orbitnya, maka posisi ini mengakibatkan penampakan cincinnya selalu berubah-ubah bila dilihat dari Bumi. Kadang kita melihat cincinnya dari atas, kadang-kadang hilang hanya tampak garis membelah planet, kadang tampak dari bawah,” kata Roni, saat dihubungi, Minggu (31/5/2020).

Roni menjelaskan, unsur utama dari cincin ini adalah es dan air, yaitu mencapai 93 persen dari keseluruhan unsur.
“Penemuan terakhir diketahui, bahwa ada lagi sebentuk cincin pada jarak 12 juta km dari planet ini, dengan kemiringan sekitar 270 dari bidang ekuatornya. Lebih unik, karena adanya satelit yang posisinya justru di dalam cincin seperti Pandora dan Prometheus. Mereka dijuluki Shepherd Moon atau Satelit Penggembala,” ujarnya.
Cincin yang lebar ini, menurut Roni sebenarnya terdiri dari 9 cincin utama yang tersusun atas partikel es ragam unsur. Dan, ada semacam celah pada cincin tersebut, yang relatif mudah dilihat dari Bumi yang disebut Cassini Division. Pertama kali oleh Giovanni Cassini pada 1675 dengan teleskop di Observatorium Paris, dengan perbesaran teleskop 90 kali (lensa obyektif 2,5 inci).