Ratusan Penumpang Terlantar di Pelabuhan Bakauheni
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Meski mengantongi surat rekomendasi khusus bisa menyeberang, sejumlah penumpang kendaraan pribadi terlantar di pelabuhan Bakauheni, Kamis (30/4/2020) malam.
Pasangan suami istri, Hesti dan Usman asal Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel) menyebut, sudah tertahan selama dua hari di Pelabuhan Bakauheni sejak Rabu (29/4/2020). Mereka saat ini berada di depan loket pembelian tiket kendaraan. Pasangan tersebut bersama puluhan penumpang lain, sengaja akan pulang ke Brebes dan sebagian kota di Jawa Tengah. Mereka mencarter atau menyewa kendaran. Namun saat ini ditolak untuk menyeberang.
Tanpa ada surat rekomendasi kesehatan, serta surat urgensi (keperluan mendesak) para penumpang tersebut tidak bisa menyeberang dengan kapal laut. Hesti menyayangkan, tidak adanya cek poin di sepanjang Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), yang meminta kendaraan untuk kembali. Sementara mereka sudah melakukan perjalanan hampir lima jam. Namun, sesampainya di pelabuhan Bakauheni kendaraan travel yang ditumpangi tidak bisa masuk pelabuhan.
“Jangankan membeli tiket, untuk masuk area pelabuhan saja kami tidak bisa dilayani untuk membeli tiket karena sistem pembelian tiket sementara dinonaktifkan bagi kendaraan berpenumpang dan pejalan kaki,” keluh Hesti, saat ditemui Cendana News di pintu masuk Pelabuhan Bakauheni, Kamis (30/4/2020) malam.
Hesti mengaku ingin pulang kampung ke Brebes, namun adanya penghentian pelayanan tiket online semenjak Rabu (29/4/2020) membuatnya tidak bisa menyeberang ke Merak. Dan seharusnya menurutnya, ada titik cek poin di wilayah Sumsel, yang melarang kendaraan untuk kembali ke Jawa. Sementara dinilainya, kebijakan penghentian penjualan tiket di pelabuhan Bakauheni juga tidak tersosialisasikan.