Sejumlah Kapal Terpaksa Labuh Jangkar Akibat Minim Muatan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Produksi muatan yang berkurang, memaksa sejumlah operator kapal roll on roll off (Roro) melakukan labuh jangkar (anchor) di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan.

Warsa, ketua dewan pengurus cabang gabungan pengusaha angkutan sungai danau dan penyeberangan (DPC Gapasdap), menyebut produksi muatan berkurang sejak 24 April 2020, saat keluarnya Permenhub No 25/2020 tentang larangan mudik.

Larangan mudik untuk memutus mata rantai Covid-19 implikasi langsungnya pada sektor transportasi darat dan laut. Sesuai dengan data produksi harian selama masa Covid-19, ia menyebut terjadi penurunan sekitar 61 persen dibanding tahun lalu.

Kapal roro beroperasi pada angkutan mudik lebaran periode yang sama, dioperasikan sebanyak 30-33 kapal. Jumlah tersebut bisa melayani sebanyak 90-93 trip.

Warsa, Ketua DPC Gapasdap, memperlihatkan sejumlah kapal yang terpaksa dilabuhjangkar selama masa pandemi Covid-19, karena muatan terbatas, Minggu (31/5/2020). -Foto: Henk Widi

Akibat Covid-19, dalam sehari kini hanya dioperasikan sebanyak 17 hingga 22 unit kapal. Sehari, kapal beroperasi hanya mampu melayani 62 hingga 62 trip di lintas Selat Sunda, dari pelabuhan Bakauheni, Lampung ke Merak, Banten. Sebanyak 68 unit kapal, tersedia 45-46 unit kapal terpaksa dilabuhjangkarkan (anchor).

“Keputusan pengurangan operasional kapal mempertimbangkan arus kendaraan, orang yang dibatasi, sehingga sebagian operator harus melakukan labuh jangkar, sembari menunggu jadwal pelayanan,” terang Warsa saat dikonfirmasi Cendana News, Minggu (31/5/2020).

Lihat juga...