Stimulasi Janin dalam Kandungan Cegah ‘Stunting’

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

SEMARANG – Kejadian stunting atau kondisi anak mengalami gangguan pertumbuhan, bisa terjadi ketika janin masih berada di dalam kandungan. Kondisi ini bisa diakibatkan karena asupan ibu selama kehamilan kurang berkualitas, sehingga nutrisi yang diterima janin sedikit.

Stunting juga bisa terjadi akibat asupan gizi yang kurang, saat anak masih di bawah usia 2 tahun. Faktor utama penyebabnya karena kurang asupan makanan yang mengandung zat besi, serta protein. Selain itu, bisa juga terjadi akibat bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif ataupun makanan pendamping ASI,” papar dosen Fakultas Keperawatan dan Kesehatan (Fikkes) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Dr. Sri Rejeki, SKp, M.Kep SpMat, di kampus Terpadu Kedungmundu, Jumat (8/5/2020).

Diterangkan, stunting tersebut dapat dicegah sejak di dalam kandungan. Tidak hanya asupan makanan sehat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi janin, kecerdasan anak juga dapat dilatih dengan memberikan stimulasi sejak di dalam kandungan.

“Selama kehamilan janin di dalam kandungan, dapat menyerap latihan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, ibu hamil sendiri ataupun pasangan, yang bertujuan menstimulasi kecerdasan janin di kemudian hari,” paparnya.

Dijelaskan, untuk mengembangkan kecerdasan memerlukan paling tidak tiga hal pokok, yang harus diberikan secara bersamaan sejak janin, yaitu kebutuhan fisik-biologis, emosi, dan stimulasi.

Kebutuhan fisik-biologis dapat diperoleh dari asupan makanan yang cukup, yang berfungsi untuk mendukung perkembangan otak, menunjang keterampilan fisik, dan membentengi diri dari penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan.

Lihat juga...