Anggaran Penanggulangan Covid-19 Membengkak, Dipertanyakan
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Ketua Umum Pergerakan Indonesia Maju (PIM), Din Syamsuddin mengatakan, pandemi Covid-19 memengaruhi semua sektor kehidupan baik itu kesehatan maupun ekonomi.
Namun demikian menurutnya, penanggulangan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah patut dipertanyakan efektivitasnya dalam meredam penyebaran virus ini mengingat kurvanya belum menurun, dan banyak sektor yang terdampak.
“Kami menilai ada yang salah dalam penanggulangan pandemi Covid-19,” ujar Din dalam diskusi daring dengan tema Krisis Ekonomi Indonesia: Akibat Corona atau Salah Kelola?, Kamis (25/6/2020).
Hal ini menurutnya, karena anggaran untuk penanggulangan pandemi Covid-19 yang awalnya sekitar Rp 400 triliun, kini membengkak hingga hampir mencapai Rp 1.000 triliun, dan belum jelas penggunaannya.
Dalam anggaran yang disediakan untuk Covid-19 sebesar Rp70 triliun. Dan tentu dana tersebut harus dipertanggungjawabkan oleh pemerintah. Namun anehnya menurut Din, rakyat harus membayar mahal untuk sekadar rapid test dan swab.
“Ini masalah yang perlu dikritisi, ke mana aliran dana itu,” kata Din.
Menurutnya, masyarakat menginginkan kehidupan nasional, dalam situasi sulit di tengah pandemi Covid-19 ini, tetap terkelola dengan baik. Sehingga diharapkan pemerintah dapat mengurangi dampak ekonomi dari Covid-19.
Lebih lanjut Din menjelaskan, Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) menyatakan dunia tengah mengalami krisis ekonomi. Di mana tercatat perdagangan global menyusut hingga 7 persen. Di negara maju dan berkembang berkurang 2,5 persen dan pendapatan per kapita turun 3,6 persen.
Dan menurut Bank Dunia, pukulan paling keras menghantam negara-negara yang mengalami pandemi Covid-19 yang paling parah. “Maka, ini artinya jutaan orang jatuh pada kemiskinan yang bersifat ekstrem,” tukas Din.