AP5I: Saat COVID-19, Ekspor Perikanan Sektor Ritel Tumbuh 20 Persen
SURABAYA — Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) mencatat, ekspor industri pengolahan ikan Indonesia di sektor ritel tumbuh 20 persen di tengah pandemi COVID-19, sebab kebutuhan di segmen tersebut masih tinggi dibanding sektor hotel, restoran dan kafe.
“Untuk ekspor ke ritel ada kenaikan 20 persen selama pandemi ini. Karena masyarakat dimana pun berada masih butuh makan ikan,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo dikonfrimasi, Sabtu.
Hal itu, kata dia, berbeda dengan permintaan ekspor untuk segmen hotel, restoran, dan kafe yang turun drastis sekitar 70 persen.
“Sebab, di Indonesia ataupun negara lain banyak restoran yang tutup. Paling hanya melayani delivery service saja. Hotel juga begitu, sangat sepi tidak ada pesta,” katanya, kepada wartawan.
Ia mengatakan, orang-orang yang selama ini sering makan di restoran, sekarang mau tidak mau harus makan di rumah, dan tentu belinya melalui supermarket atau daring sehingga tingkat penjualannya meningkat.
Sementara untuk negara tujuan ekspor, Budhi menuturkan masih sama dengan tahun lalu. Belum ada negara baru, seperti data KKP penyumbang terbesar ekspor pengolahan ikan Indonesia tahun 2019 adalah Amerika sekitar 37 persen, disusul Tiongkok 17 persen, Jepang 13 persen, ASEAN 11 persen, dan Eropa 8 persen.
Selanjutnya, untuk komoditas yang paling banyak diekspor adalah udang sebesar 35 persen. Lalu disusul tuna-tongkol-cakalang 15 persen, cumi-sotong-gurita 11 persen, dan rajungan-kepiting 8 persen.
“Untuk pasar domestik juga sama, penjualan produk olahan perikanan dalam negeri yang ready to cooked dan ready to eat di ritel meningkat sangat pesat,” kata dia,