Bung Karno & Pak Harto (Bagian 3)
OLEH NOOR JOHAN NUH
Setelah 7 jenazah berhasil dikeluarkan dari dalam sumur, Pak Harto yang dirundung duka menyaksikan rekan-rekannya dibantai dengan biadab mengatakan, “Kalau kita melihat tempat ini adalah di Lobang Buaya.
Daerah Lobang Buaya adalah termasuk dari daerah Halim. Dan kalau saudara-saudara melihat pula fakta bahwa dekat pada sumur ini telah terjadi pusat daripada latihan sukarelawan dan sukarelawati, yang dilakukan atau dilaksanakan oleh Angkatan Udara.
Mereka melatih para anggota dari Pemuda Rakyat dan Gerwani. Satu fakta, mungkin mereka itu latihan dalam rangka pertahanan di pangkalan, akan tetapi nyata, menurut anggota Gerwani yang dilatih di sini , yang sekarang tertangkap di Cirebon, adalah orang dari Jawa Tengah, jauh daripada daerah tersebut.
Jadi kalau menurut fakta-fakta ini, mungkin apa yang diamanatkan oleh Bapak Presiden/Panglima Besar/Pemimpin Besar Revolusi, yang sangat kita cintai bersama ini, bahwa Angkatan Udara tidak terlibat dalam persoalan ini, mungkin ada benarnya. Akan tetapi tidak mungkin, tidak ada hubungan dengan peristiwa ini daripada oknum-oknum daripada Angkatan Udara. Oleh sebab itu saya sebagai warga Angkatan Darat, mengetuk jiwa, perasaan daripada patriot anggota Angkatan Udara.”
Pada pertemuan di Bogor, 2 Oktober, Bung Karno mengatakan bahwa Angkatan Darat jangan mencurigai Angkatan Udara. Namun dalam pidato Pak Harto saat penggalian jenazah, Pak Harto membenarkan ucapan Bung Karno, akan tetapi, dalam bahasa yang runut, santun dan terukur, Pak Harto membantah pendapat Bung Karno dengan mengatakan, “Tidak mungkin tidak ada hubungannya daripada oknum-oknum Angkatan Udara dari peristiwa ini.”