Bung Karno & Pak Harto (Bagian 5)
OLEH NOOR JOHAN NUH
Empat Kali Menyerahkan Komando ke Nasution
Jika disebut Pak Harto berambisi menggantikan Bung Karno dalam situasi kemelut politik pasca pemberontakan G30S/PKI, adalah satu hal yang tidak beralasan karena dalam situasi kemelut itu, empat kali Pak Harto akan menyerahkan kewenangannya kepada Jenderal Nasution.
Dapat dipastikan Nasution akan menjadi pimpinan nasional (presiden) setelah Bung Karno jika saja dia menerima tawaran Pak Harto mengambil alih komando penumpasan pemberontakan G30S/PKI.
Mengenai hal ini, Jenderal AH Nasution menuliskan di memoarnya Memenuhi Panggilan Tugas jilid 6 sebagai berikut; “Dalam buku Suharto And His Generals karya David Jenkins, terbitan Cornell University, New York 1984, diliput soal tentang katanya, desakan Adam Malik kepada saya untuk mengoper kekuasaan dan tentang 4 kali Jenderal Soeharto menyerahkan komando kepada saya.”
Bung Karno Mencurigai Nasution
Meskipun Nasution adalah target nomor 1 untuk dibunuh oleh pemberontak G30S/PKI —beruntung dapat lolos— akan tetapi Presiden Soekarno tetap mencurigainya, hingga dia terlempar dari orbit kekuasaan. Saat Presiden Soekarno melakukan reshuffle kabinet, nama Nasution tidak ada.
Usaha Pak Harto agar Nasution tetap berada dalam pemerintahan ditulis di memoarnya Memenuhi Panggilan Tugas jilid 7 sebagai berikut; “Saya selanjutnya mendengar kegigihan itu dari Jenderal Soeharto sendiri, waktu pencalonan saya olehnya sebagai Kepala Staf KOTI, waktu pemecatan saya dari kabinet dan sebagainya.
Tapi dengan meneliti proses pematangan oleh PKI dan kawan-kawan dan rentetan pertentangan yang telah terjadi antara beliau (Presiden Soekarno, pen) dan saya, kemudian saya dapat memahami persoalannya.”