Fintech dan Techfin di Era Bank 4.0, Teman atau Musuh?

OLEH KHANSA KHAIRUNNISA

Baik fintech maupun techfin keduanya memberikan angin segar untuk industri keuangan di masa depan. Beberapa tahun yang lalu, Jack Ma, co-founder visioner teknologi dan ketua eksekutif Alibaba Group, mengatakan bahwa, ada dua peluang besar di industri keuangan di masa depan. Salah satunya adalah perbankan online, sedangkan yang lain adalah keuangan internet yang murni dipimpin oleh orang luar.

Brett King mengatakan bahwa berkaca pada penelitian yang dilakukan oleh Accenture, terdapat dua kemungkinan hasil berdasarkan perubahan makro terkait investasi dan daya tarik di sekitar perusahaan fintech. Skenario pertama: Terganggu secara digital. Bank akan kehilangan profitabilitasnya dibanding perusahaan fintech yang lebih efektif di era digital, dimana mereka gencar menawarkan pendekatan penjualan berbasis produk daripada meningkatkan pengalaman pelanggan.

Skenario kedua: Konsep ulang digital. Bank akan semakin terintegrasi dalam berinovasi di tingkat model bisnis. Fokus mereka akan bergeser dari yang semula memonopoli aset menjadi meningkatkan kehidupan pelanggan dengan menanamkan pengalaman layanan keuangan.

Brett pun mengatakan bahwa pada akhirnya, bank sebenarnya memiliki empat pilihan dalam merespons perubahan struktural jasa keuangan dalam inovasi fintech. Pertama, tidak melakukan apa pun. Apabila bank memilih pilihan ini yang terjadi yaitu terjadi penurunan kinerja yang semakin lama semakin usang.

Kedua, bermitra dengan fintech. Ketika bank memilih pilihan ini merupakan langkah yang tepat, karena manfaat yang diperoleh jauh lebih besar daripada resiko yang diterima. Bank bisa berinovasi sehingga menjadi lebih hemat dan cepat daripada bekerja sendiri.

Lihat juga...