Gelombang Pasang Ganggu Budidaya Rumput Laut di Lamsel
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Sejumlah pembudidaya rumput laut terdampak langsung angin kencang, gelombang pasang berimbas banjir rob. Maidun, pembudidaya rumput laut di Desa Legundi, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan (Lamsel) mengalami kerusakan pada tonggak dan jalur budidaya.
Gelombang pasang disertai angin kencang membuat tonggak dari kayu, bambu tercabut dan tali tambang jalur putus.
Proses pemanenan rumput laut jenis spinosum atau rumput laut putih dilakukan dengan sistem sortir. Sebab sebagian rumput laut yang normalnya baru bisa dipanen usia 30 hari harus dipanen saat usia 20 hari. Proses pemanenan menggunakan perahu oleh sang suami dilakukan sembari memperbaiki jalur tambang untuk budidaya.
Sebanyak 1000 tonggak kayu dan bambu yang sebagian tercabut dominan pada lokasi menghadap laut lepas. Normalnya hasil sekali panen ia bisa mengangkat sekitar dua kuintal rumput laut basah. Namun imbas gelombang pasang ia hanya mampu memanen sekitar satu kuintal rumput laut basah. Perbaikan tonggak dan jalur dilakukan saat kondisi cuaca mulai membaik.
“Sebagian rumput laut yang dipanen bisa dijadikan bibit dengan masa tanam awal Juni diprediksi akan bisa dipanen saat awal bulan Juli mendatang tanpa ada angin kencang dam gelombang,” terang Maidun saat ditemui Cendana News, Senin (1/6/2020).
Proses pengeringan rumput laut spinosum menurut Maidun masih menggunakan teknik manual. Memanfaatkan sinar matahari proses pengeringan dengan alas para para bambu dan plastik butuh waktu tiga hari. Anggota kelompok pembudidaya rumput laut Sinar Semendo itu menyebut imbas gelombang pasang kerusakan rumput laut mencapai 30 persen.