Harumnya Bakcang Berbungkus Daun Pandan, Sehat dan Mengenyangkan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Harum menyeruak dari kue tradisional yang dikenal dengan zongzi berbahan ketan yang dibungkus daun pandan dan berisi sayuran, daging yang dikukus. Salah satu kuliner yang melekat pada tradisi etnis Tionghoa ini cukup sayang kalau dilewatkan.

Warga keturunan Tionghoa asal Bangka, Lestari yang juga salah satu pedagang bakcang menyebutkan, kuliner ini dalam sejarah hanya disajikan saat tradisi Peh Cun atau Ba Chuan. Tradisi yang dirayakan lima bulan setelah Imlek tepat tanggal 5 bulan 5 atau jatuh pada 25 Juni dan tahun ini identik dengan kue bakcang.
Lestari menyebut, bakcang yang berasal dari kata bak artinya daging dan cang berisi daging. Identik dengan isian daging membuat kue tersebut menyerupai arem arem, lemper dipadukan dengan bahan ketan.
“Karena warga Teluk Betung sebagian merupakan etnis Tionghoa asal Bangka Belitung, bakcang menjadi sajian khas yang dijual bersama sejumlah kue lain. kue ini juga bisa menjadi alternatif untuk sarapan karena memakai bahan beras ketan,” papar Lestari saat ditemui Cendana News, Sabtu (27/6/2020).
Bakcang yang dihargai Rp2.500 per bungkus kerap disajikan sebagai pengganti nasi. Sebab penggunaan beras ketan membuat perut akan kenyang saat menyantapnya.
“Bakcang bisa dibuat dengan isian tanpa daging terutama yang vegetarian. Sebagai gantinya diisi tahu, kentang,” cetusnya.