Hasil Panen Kakao Petani di Lamsel, Meningkat
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Masa panen kakao pada semester ke dua 2020, menguntungkan petani di Lampung Selatan. Hasil panen melimpah, karena minimnya serangan organisme pengganggu tanaman, seperti yang terjadi pada masa panen sebelumnya.
Suharno, pemilik tanaman kakao atau dikenal kopi cokelat, menyebut minimnya organisme pengganggu tanaman (OPT) atau hama membuat produktivitas buah meningkat. Pada masa panen sebelumnya, tanaman buah kakao diserang hama berimbas penurunan produksi.
Menurutnya, penurunan populasi hama kakao dipengaruhi musim buah jenis petai, duku dan jengkol. Keberadaan sumber bahan makanan bagi hama kakao berdampak positif bagi buah kakao. Pilihan bahan makanan dari jenis buah lain, membuat tanaman kakao miliknya cukup aman. Selain itu jelang masa matang buah, kondisi cuaca cukup mendukung dengan curah hujan terbatas.
Tingkat produktivitas satu tanaman kakao, menurutnya cukup tinggi. Pada panen sebelumnya dalam satu pohon usia tujuh tahun bisa dipanen sekitar 10 hingga 15 kilogram kakao basah. Setelah dikeringkan bisa diperoleh 8 kilogram kakao kering.
Sebelumnya imbas hama tupai, ulat penggerek buah, jamur berimbas produksi anjlok. Maksimal satu pohon hanya menghasilkan 5 kilogram kakao basah.
“Membaiknya kualitas dan kuantitas buah ikut mendongkrak harga kakao, apalagi komoditas bahan baku pembuatan bubuk cokelat ini sangat diminati pasar ekspor sebagai bahan minuman dan makanan,” terang Suharno, saat ditemui Cendana News di kebun miliknya, Senin (1/6/2020).