Iptek Nuklir Bisa Jadi Referensi Kebijakan Peningkatan Kualitas Udara
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Sebagai bentuk kontribusi dari pemanfaatan nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional melakukan pemantauan udara ambien untuk pengkajian kualitas udara di berbagai kota besar Indonesia. Dan hasil analisis akan disampaikan untuk menyusun kebijakan dalam mencegah maupun mengurangi tingkat pencemaran udara.
Kepala BATAN, Anhar Riza Antariksawan, menyebutkan BATAN sudah lama melakukan kolaborasi dengan akademisi Universitas Indonesia dan KLHK terkait pencemaran udara maupun lingkungan. Tidak hanya itu, BATAN pun sering memberikan bantuan pada beberapa negara lain untuk penelitian terkait udara.
“Saya akan menjelaskan kembali apa hubungan antara nuklir dengan kualitas udara. Karena masih banyak yang mempertanyakan apa hubungannya. Sebenarnya iptek nuklir bisa membantu penelitian tentang lingkungan hidup,” kata Anhar dalam zoom webinar, Selasa (23/6/2020).
Ia memaparkan bahwa nuklir merupakan salah satu sumber energi bersih, selain energi baru terbarukan. Dan dalam kebijakan energi nasional, nuklir sudah menjadi opsi dalam penyediaan energi.
“Jadi tidak sepenuhnya benar jika dikatakan bahwa nuklir hanya bisa merusak alam. Benar bahwa nuklir menggunakan bahan radioaktif. Tapi jika menerapkan sistem keamanan yang aman dan selamat maka nuklir pun bisa menjadi bagian dari keamanan lingkungan hidup maupun pengadaan energi bersih yang intinya adalah untuk kepentingan masyarakat,” ucapnya.
Iptek nuklir, lanjutnya, bisa memberi kontribusi dalam berbagai bidang dalam SDG’s. Yaitu untuk mengakhiri kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, pendidikan berkualitas, akses air bersih dan sanitasi,energi bersih dan terjangkau, infrastruktur industri dan inovasi, menjaga ekosistem laut dan daratan.