Kerajinan Miniatur di Lebak Libatkan Siswa Agar Bisa Sekolah

LEBAK — Kerajinan miniatur di Kabupaten Lebak, Banten mampu membantu keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Ketrampilan (SMK).

“Kami memberdayakan siswa keluarga miskin itu agar mereka tidak putus sekolah,” kata H Aliyudin, seorang pemilik kerajinan miniatur di Kampung Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak.

Produk kerajinan miniatur tersebut dengan memanfaatkan bambu yang melimpah di Kabupaten Lebak sehingga tidak mengalami kesulitan untuk mendatangkan bahan baku itu.

Sebab, bahan baku bambu itu bisa menghasilkan nilai seni dengan memiliki ekonomi cukup tinggi dengan memproduksi kerajinan miniatur Leuit Baduy juga berbagai jenis kendaraan, perabotan rumah tangga dan lainnya.

“Semua produk kerajinan miniatur itu hasil karya siswa dari keluarga miskin agar mereka bisa melanjutkan pendidikan pada jenjang SMK itu,” katanya menjelaskan.

Menurut dia, produk kerajinan miniatur tersebut dipasarkan oleh siswa sendiri melalui pemanfaatan jaringan teknologi internet dengan sistem daring.

Selain itu juga relasi atau kenalan untuk dipasarkan di tempat-tempat wisata agar wisatawan yang membeli miniatur tersebut untuk dijadikan kenang-kenangan.

“Kami mengembangkan usaha kerajinan ini selama setahun terakhir masih bertahan, meski terjadi pandemi COVID-19,” katanya menjelaskan.

Menurut dia, kerajinan miniatur dikerjakan dengan melibatkan belasan siswa yang ingin melanjutkan pendidikan di SMK di Desa Pair Tanjung Rangkasbitung.

Dimana mereka siswa dari keluarga miskin sangat terbantu dengan mengembangkan kerajinan miniatur.

Penghasilan produk kerajinan miniatur bisa meraup keuntungan sekitar Rp500 ribu sampai Rp700 ribu/bulan.

Lihat juga...