Koperasi di Banyumas Masih Bertahan di Tengah Pandemi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
PURWOKERTO – Meskipun mengalami penurunan omzet karena berkurangnya kemampuan bayar masyarakat, namun ratusan koperasi di Kabupaten Banyumas masih tetap bertahan untuk tetap beroperasi.
Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopinda) Kabupaten Banyumas, Muhammad Arsyad Dalimunte, mengatakan, sampai dengan saat ini belum ada laporan yang masuk ke Dekopinda, terkait adanya koperasi yang tutup.
Sebagian hanya menghentikan aktivitas sementara, karena memang tidak ada dana di masyarakat yang bisa ditarik. Atau perputaran uang di masyarakat menurun cukup signifikan.
“Belum ada yang sampai tutup, hanya berhenti beroperasi sementara, karena memang daya bayar masyarakat turun. Sehingga jika koperasi tetap melakukan aktivitas penarikan, tetap tidak ada dana yang bisa ditarik dari masyarakat,” jelasnya, Senin (15/6/2020).
Menurut Arsyad, dampak terparah pandemi Covid-19 adalah pada koperasi simpan pinjam di luar pegawai, serta koperasi yang menyelenggarakan usaha toko dimana omzet bergantung pada daya beli masyarakat. Rata-rata penurunan omzet koperasi sekitar 30 persen, bahkan ada yang lebih.
Di Kabupaten Banyumas sendiri ada sekitar 500-an koperasi, namun yang aktif tercatat hanya 300. Dan 300 koperasi yang aktif ini, masih tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.
“Kalau koperasi yang melayani jasa simpan pinjam dan tidak terdampak pandemi, yaitu Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten Banyumas, karena anggotanya hanya para pegawai saja,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PKPRI Kabupaten Banyumas, Andik Pegiarto, mengatakan, sejauh ini PKPRI tidak terdampak pandemi Covid-19, karena pada usaha simpan pinjam, pembayaran pinjaman dilakukan melalui pemotongan gaji pegawai. Sehingga angsuran pinjaman tetap lancar dibayarkan setiap bulannya.