Masa Tanam, Kebutuhan Jasa Traktor dan Buruh Tanam Meningkat

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Memasuki masa tanam jagung dan padi di wilayah Lampung Selatan (Lamsel) kebutuhan jasa traktor dan buruh tanam meningkat.

Hasan, pemilik lahan sawah di Desa Sukabaru, Kecamatan Penengahan menyebut membutuhkan jasa pengolahan, buruh tanam. Saat masa pengolahan lahan ia memilih menggunakan jasa traktor.

Penggunaan traktor menurutnya lebih efesien dibandingkan tenaga hewan jenis kerbau dan sapi. Pada penggunaan tenaga hewan ia menyebut butuh waktu sekitar lima hari untuk membajak. Namun penggunaan mesin traktor Hasan menyebut hanya butuh waktu sekitar dua hari hingga lahan siap ditanami. Benih siap tanam menurutnya setelah usia 21 hari.

Saat masa pengolahan lahan bersamaan ia menyebut permintaan akan traktor harus menunggu giliran. Traktor untuk pengolahan lahan menurutnya membutuhkan biaya Rp400 ribu hingga Rp500ribu sesuai luasan lahan. Penggunaan traktor akan mempersingkat waktu pengolahan dibanding dengan upahan sistem harian.

“Sebelumnya jasa pengolahan lahan kerap harus mempergunakan sistem manual dengan cangkul dan bajak tenaga hewan tetapi butuh waktu lama sehingga traktor jadi pilihan,” terang Hasan saat ditemui Cendana News, Selasa (23/6/2020).

Penggunaan traktor untuk pengolahan lahan akan dilanjutkan dengan jasa buruh tanam. Hasan menyebut buruh tanam sangat diperlukan untuk percepatan masa tanam. Pergeseran sistem ceblok dengan kewajiban penanam padi harus memanen telah berubah ke sistem upahan. Sistem upahan bagi para buruh tanam rata rata mengeluarkan biaya Rp60ribu per orang.

Hasan, salah satu petani di Desa Sukabaru Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan melakukan proses penyiapan lahan untuk lahan sawah yang akan ditanami dengan memanfaatkan buruh tanam, Selasa (23/6/2020). -Foto Henk Widi
Lihat juga...