Minyak Mentah Tetap Terangkat Meski Virus Membebani Pasar

NEW YORK — Harga minyak naik pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tetapi mundur kembali dari tertinggi awal di tengah kekhawatiran bahwa penyebaran lanjutan Virus Corona dapat menghambat rebound ekonomi Amerika Serikat.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 91 sen menjadi menetap pada 39,75 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Harga kontrak bulan depan mencatatkan penutupan tertinggi sejak 6 Maret, menurut Dow Jones Market Data.

Sementara itu minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 68 sen menjadi ditutup pada 42,19 dolar per barel di London ICE Futures Exchange. Untuk minggu ini harga WTI naik 9,6 persen dan Brent naik 8,9 persen.

Harga minyak mentah mengikuti aset lainnya lebih rendah, mundur dari tertinggi sesi setelah Presiden Federal Reserve (Fed) Boston Eric Rosengren mengatakan lebih banyak dukungan fiskal dan moneter untuk ekonomi AS kemungkinan akan diperlukan.

Rosengren mengulangi pandangannya bahwa tingkat pengangguran AS kemungkinan akan “pada tingkat dua digit” pada akhir 2020 dan memperingatkan agar tidak membuka kembali ekonomi terlalu cepat setelah akhir penguncian yang bertujuan mengatasi virus.

Meningkatkan ketakutan, Apple mengumumkan bahwa mereka akan menutup kembali toko-toko tertentu ketika virus menyebar lebih lanjut.

“Ini menakuti semua orang di North dan South Carolina,” kata John Kilduff, mitra di hedge fund energi Again Capital di New York.

Kenaikan tajam di awal sesi terjadi setelah Irak dan Kazakhstan, selama pertemuan panel OPEC+ pada Kamis (18/6/2020), berjanji untuk mematuhi pemotongan minyak yang lebih baik, kata sumber. Ini berarti pembatasan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu, yang dikenal sebagai OPEC+, dapat kian dalam pada Juli.

Lihat juga...