Pemerintah Terus Berupaya Atasi Dampak Covid-19
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Sekertaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijoyo Moegiarso, mengatakan dampak pandemi Covid-19 yang sangat terasa adalah aspek kesehatan dengan segala pembatasan aktivitas yang berujung pada penurunan ekonomi nasional.
Penurunan ekonomi itu, menurutnya telah terjadi sejak pertengahan Maret 2020 hingga akhir Mei. Indikator makro mengalami penurunan yang sangat tajam, baik itu sektor riil maupun makro.
“Itu dampak ekonominya sangat luar, bukan hanya sektor riil yang kena, tapi juga industri manufaktur rata-rata 24 persen menurun,” kata Susiwijoyo, saat dihubungi, Selasa (30/6/2020).
Begitu juga dengan sektor riil, penurunan sangat tajam. Padahal, sektor riil ini juga sebagai debitur lembaga-lembaga keuangan, sehingga tranmisinya akan sampai ke sektor keuangan.
“Kalau bicara sektor riil, lebih mengerikan lagi ada sektor yang minusnya lebih 90 persen,” tukasnya.
Susiwijono berharap, kondisi ekonomi ini tidak menimbulkan permasalahan sosial, seperti yang terjadi di negara lain.
Maka, menurutnya, pemerintah bekerja keras bagaimana merumuskan kebijakan dan program untuk mengatasi berbagai permasalahan akibat pandemi Covid-19 ini. Dalam jangka pendek, pemerintah telah mengeluarkan respons kebijakan.
Karena dampak ekonomi yang terasa penurunnanya pada kuartal I 2020 berada di kisaran 2,97 persen, tepatnya hingga Maret.
“Penurunan paling dalam justru bulan April-Meil, di kuartal II akan jatuh sekali, walaupun masih mungkin relatif lebih baik dari negara-negara lain,” ungkapnya.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi terdampak Covid-19 sangat erat kaitannya dengan pengangguran dan kemiskinan yang sangat mengkhawatirkan.