Pemkot Semarang Buka Opsi ‘New Normal’ Secara Parsial
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Seiring dengan meningkatnya jumlah kasus positif covid-19 di Kota Semarang, penerapan new normal di wilayah tersebut masih jauh dari kenyataan. Meski demikian, Pemkot Semarang masih membuka opsi untuk menjalankan new normal secara parsial atau terkelompok.
“Kita belum tahu nanti pada saat Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) tahap II berakhir, angka reproduksi atau Reproductive Number (RO) bisa di bawah 1 atau tidak. Kalau di bawah 1 ya, new normal kita jalankan. Tetapi kalau tidak, ya mohon maaf, PKM kita perpanjang atau bahkan PSBB,” papar Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, di Semarang, Rabu (3/6/2020).
Ditegaskan, dengan semakin banyaknya masyarakat yang tidak tertib dalam masa PKM, maka Ro di Kota Semarang akan semakin sulit dikendalikan. Dengan demikian, kemungkinan menjalankan new normal pada tanggal 8 Juni 2020, akan semakin jauh.
Apalagi, dengan munculnya klaster baru penyebaran covid-19 di Kota Semarang, mengakibatkan melonjaknya jumlah kasus positif covid-19. Imbasnya, angka Ro Kota Semarang mencapai 1,47, padahal untuk menjalankan new normal seharusnya sebuah wilayah mencatatkan Ro di bawah 1.
Angka Ro atau rasio penyebaran, merupakan angka rata-rata seseorang yang terinfeksi akan menginfeksi orang lain, dalam sebuah populasi yang tidak kebal akan virus. Semakin rendah angka, semakin bagus.
“Kita hitung Ro kita sampai 30 Mei 2020 adalah 1,47. Kalau kita kejar 127 orang, (data kasus positif Covid-19 per 2 Juni-red), menjadi 50 orang dalam lima hari karena PKM tahap II dijawalkan hingga 7 Juni, saya rasa ini sangat berat. Tapi saya belum bisa memutuskan apakah PKM diperpanjang atau tidak, tapi kalau lihat angkanya kan ini terus naik,” katanya.