Perubahan Cuaca, Petambak Lamsel Tunda Tebar Benur

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Perubahan cuaca di wilayah pesisir Lampung Selatan (Lamsel) berimbas petambak udang memilih menunda penebaran benur atau bibit udang.

Hasanudin, pembudidaya udang tradisional di Des Bandar Agung, Kecamatan Sragi menyebut banjir rob jadi faktor penundaan penebaran benur. Sebab banjir rob berimbas kadar air garam cukup tinggi untuk budidaya.

Banjir rob menurut Hasanudin juga menyulitkan proses pengaturan sirkulasi air pada tambak tradisional. Sebab pembudidaya memanfaatkan sirkulasi air dengan sistem sipon atau penyedotan dengan mesin pompa. Banjir rob berimbas kanal saluran air lebih tinggi membuat petambak sulit membuang air.

Selain banjir rob,memasuki semester kedua tahun ini musim kemarau telah tiba. Pembudidaya udang vaname memilih akan beralih ke budidaya ikan bandeng yang lebih mudah. Saat musim kemarau seperti tahun sebelumnya udang rentan terkena penyakit white spot syndrome (WSS), myo. Tingkat kematian tinggi berimbas kerugian dihindari.

“Seperti pola penanaman padi usai penghujan kemarau ditanami hortilukutura,pada budidaya udang petambak tradisional sementara beralih budidaya ikan bandeng hingga kondisi cuaca stabil untuk meminimalisir kerugian,” terang Hasanudin saat ditemui Cendana News, Senin (8/6/2020).

Hasanudin (kaos biru) melakukan proses pemanenan total udang vaname miliknya menghindari banjir rob sekaligus memasuki perubahan musim, Senin (8/6/2020). -Foto: Henk Widi

Banjir rob dengan potensi kadar garam air laut tinggi berisiko menyebabkan tambak limpas. Hasanudin menyebut memasuki pekan kedua Juni bertepatan dengan bulan purnama. Imbasnya air laut naik ke lahan pertambakan imbas fase pasang air laut berpengaruh pada lahan pertambakan. Sejumlah tambak yang dekat dengan aliran Sungai Way Sekampung berisiko terkena limpasan air laut.

Lihat juga...