Petani di Sikka Harus Integrasikan Tanaman dan Ternak
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Kehidupan para petani di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), belum banyak yang bisa dikatakan sukses dan meraih pendapatan yang lumayan besar dari bertani.
Banyak petani di Sikka yang hanya bertani sekadar untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga saja bukan untuk ditabung uangnya dan dipergunakan untuk meningkatkan taraf hidup.
“Perlu ada sebuah terobosan agar petani bisa meraih sukses dari bertani. Menjadi petani bisa mendapatkan uang yang lumayan besar,” sebut Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Nita, Manserius Menga, SSt, Senin (29/6/2020).
Manse sapaannya, mengatakan, kalau petani disuruh tanam jagung dan singkong untuk ketahanan pangan maka akan rugi. Tetapi kalau untuk makanan ternak sebutnya, maka petani akan untung.
Petani juga diarahkan untuk integrasi tanaman dan ternak. Jadi selain menanam tanaman pertanian dan perkebunan, petani juga diarahkan memelihara ternak untuk menambah penghasilan.
“Hasil kebun bisa dipergunakan untuk makanan ternak sehingga petani bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari bertani itu sendiri. Makanan ternak bisa disiapkan dari hasil kebun sendiri,” ungkapnya.
Usaha tani itu pilihan kata Manse dimana dirinya mencontohkan, kalau kakao dan kelapa setengah hektare setahun hanya dapat untung Rp.3 juta. Sementara tanam hortikultura sebutnya, setahun bisa ratusan juta rupiah maka tinggalkan menanam kakao sebab untuk apa bertahan.