Tak Bisa ke Museum Geologi Bandung, Pantau Tur Virtualnya

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Setelah itu, program virtual akan masuk ke ruangan utama, dimana terletak salah satu fosil koleksi unggulan Museum Geologi, fosil lengkap Stegodon trigonocephalus atau yang lebih populer disebut Mastodon. Yang dilanjutkan ke ruangan geologi Indonesia yang menampilkan berbagai material geologi yang ada di Indonesia.

“Memasuki ruangan ini, ada bola dunia atau globe besar yang menggambarkan lempengan dan patahan yang ada di seluruh dunia dan juga alat displai yang menceritakan tentang proses terjadinya bumi,” ujar Adhit.

Dalam ruangan ini, selain batuan yang berasal dari bumi dan proses bagaimana terjadinya, juga ditampilkan batuan yang berasal dari luar negeri, yaitu batuan meteorit. Ada juga beberapa mineral dan asal daerah mineralnya.

“Jika datang langsung ke museum, pengunjung akan kita izinkan untuk menyentuh batuan yang kita tampilkan. Agar pengunjung bisa mengetahui tekstur batuan. Tapi memang untuk beberapa batuan yang rentan, itu kita simpan. Yang kita tampilkan hanya 15 persen dari koleksi museum,” kata Peneliti Museum Geologi Bandung, Unggul Prasetyo Wibowo, MT, MSc.

Ruangan selanjutnya yang dikunjungi adalah ruangan yang berada di lantai 2 museum, Ruang Manfaat dan Bencana Geologi.

“Ruangan ini menampilkan peralatan-peralatan prasejarah yang menggunakan berbagai mineral dan batuan, lalu dilanjutkan dengan pemaparan tentang berbagai bencana geologi. Dan di ruangan ini disediakan pula, simulator gempa bumi yang bisa dicoba oleh pengunjung. Ada juga beberapa koleksi dari peristiwa letusan gunung api. Misalnya benda-benda yang terpapar abu vulkanik. Serta beberapa pemaparan bencana geologi lainnya,” urai Unggul.

Lihat juga...