Terimbas Gelombang Pasang, Lingkungan Pantai Legundi Lamsel Rusak
Editor: Makmun Hidayat
Imbas abrasi oleh gelombang pasang Burhani menyebut pengikisan daratan masih berlangsung. Sebagian lokasi pendaratan perahu yang dibuat permanen tergerus air laut. Usulan pembuatan talud kepada pemerintah desa hingga kabupaten telah dilakukan. Namun imbas prioritas sejumlah pembangunan di sektor lain berimbas talud penahan gelombang masih ditunda.
“Warga swadaya membuat talud penahan gelombang dengan membeli ban bekas, batu keriting agar abrasi tidak semakin parah,” cetusnya.
Selama tiga tahun Burhani menyebut telah berpindah rumah selama dua kali. Ia memilih memundurkan rumahnya dari lokasi semula karena terjangan ombak. Meski diminta untuk mencari lokasi aman ia mengaku belum melakukannya karena tidak memiliki lahan di lokasi yang aman. Terlebih pekerjaan sebagai nelayan membuatnya tetap tinggal di tepi pantai.
Nelayan lain bernama Imam menyebut peristiwa alam menjadi penyebab abrasi. Ia dan sejumlah nelayan telah melakukan upaya mencegah laju abrasi. Proses penanaman sejumlah pohon telah dilakukan oleh warga di sekitar pantai. Namun laju abrasi tidak mampu menahan sebagian pohon yang hanya memiliki akar serabut.
“Upaya pencegahan tentunya sudah dilakukan tapi kurang efektif, karena kebutuhan mendesak harus dibuat tanggul penahan gelombang,” cetusnya.
Imam menyebut nelayan pemilik perahu memanfaatkan sejumlah pohon sebagai tempat tambat. Jenis pohon waru yang ditanam pada pesisir sangat efektif untuk pencegahan abrasi. Sebagian nelayan membuat talud baru keriting yang diperkuat dengan kayu waru. Meski sederhana, talud tersebut efektif menahan laju abrasi di pantai timur Legundi.