Anak-Anak di Lampung Selatan Gunakan Permainan Tradisional untuk Mengusir Bosan

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Permainan tradisional kembali marak dimainkan anak-anak pedesaan di Lampung Selatan. Rasa jenuh karena masa belajar di rumah atau libur sekolah, melahirkan kreativitas di kalangan anak-anak tersebut.

Ardy Yanto, warga Dusun Kayu Tabu, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni menyebut, permainan tradisional menjadi pilihan, karena mudah diciptakan. Sekaligus mampu membantu mengurangi aktivitas menggunakan gawai. Permainan yang kembali menjadi favorit seperti, gasing kayu, congklak, engkling, lompat tali, bola buah jeruk, origami atau melipat kertas menjadi perahu, pesawat mainan.

Sebagai orangtua yang memiliki anak yang duduk di bangku kelas 3 SD, Ardy mendukung anak-anak kembali membuat permainan tradisional, yang disebutnya memiliki fungsi kognitif memacu tumbuh kembang anak.

Permainan tradisional melibatkan aktivitas fisik, agar anak bermain di luar ruangan, terkena sinar matahari yang menyehatkan. Interaksi sosial yang terbangun memberi peluang untuk belajar menjaga solidaritas, kerjasama dan kreativitas individu maupun kelompok. “Sisi positif kembali mengenalkan permainan tradisional untuk mengedukasi anak banyak penghematan yang bisa dilakukan. Bermain namun tetap memiliki tujuan positif, sebab gim online kerap menyebabkan pemborosan kuota internet,” terang Ardy kepada Cendana News, Minggu (19/7/2020).

Permainan melahirkan kreatifitas, seperti memanfaatkan batok kelapa untuk membuat bakiak dan membuat egrang dengan bambu. Kerjasama dalam pembuatan permainan tradisional memicu anak untuk tidak bersikap egosentris.

Fadil,salah satu anak di Desa Kelawi,Kecamatan Bakauheni,Lampung Selatan memainkan gasing kayu bayur yang digunakan untuk pengisi waktu luang selama liburan,Minggu (19/7/2020) – Foto Henk Widi
Lihat juga...