Begini Cara Mie Ayam ‘Wareg’ Bertahan di Tengah Pandemi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Beradaptasi dengan kondisi, begitulah Kang Dadan menegaskan, terobosannya mengubah mie ayam gerobakan menjadi dalam kemasan kemudian ditawarkan secara online agar bisa dimakan di rumah bersama keluarga.
Menjaga kebersihan dan rasa tentu menjadi kunci. Mie Ayam ‘Wareg’, ungkap Dadan, diproduksi sendiri secara rumahan dengan menggunakan bahan berkualitas.
“Jadi saya jamin untuk kebersihan, higienitas, dan lainnya, karena Mie Ayam ‘Wareg’ saya produksi sendiri di rumah dari mie sampai pengolahan juga bahan baku lainnya. Pastinya mie ini tanpa bahan pengawet,” ujar Dadan.
Setelah melalui berbagai inovasi Mie Ayam ‘Wareg’ bisa bertahan hingga lima hari, jika disimpan di dalam kulkas. Pemesan bisa membaca cara penyajian yang telah dilengkapi di dalam setiap kemasan.
Dadan sebenarnya memiliki usaha lainnya seperti Nasi Liwet Kang Dadan. Tapi jelasnya, usaha tersebut saat pandemi dan di rumah saja, tidak ada yang memesan. Nasi liwet biasa dipesan kantoran untuk makan bersama atau pun pada momen tertentu.
“Saya selama bulan puasa lalu bisa meraup untung besar dari nasi liwet. Apalagi berdasarkan tahun sebelumnya, biasanya orderan untuk buka bersama pasti membludak. Tapi tahun ini aduh Mas, tidak ada sama sekali,” tukasnya.
Mie Ayam dalam bentuk kemasan dilengkapi dengan bumbu-bumbu cara penyajian, tidak perlu lagi jajan ke luar rumah. Mie Ayam ‘Wareg’ dijual secara online baik melalui FB, instagram, dan media sosial lainnya.
Bahkan sebagian besar melalui reseller di beberapa daerah terutama di Depok dan Bekasi dijual dengan kisaran harga Rp25 ribu – Rp30 ribu untuk 2 porsi.