Buah dan Benih Alpukat Singkawang Makin Diminati
PONTIANAK – Kepala UPT Balai Benih Hortikultura (BBH) Dinas Pertanian (Distan) Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Anton Komarudin, menyebutkan seiring dengan makin dikenal dan kualitas unggul lokal yang tidak kalah dengan jenis lainnya, alpukat lilin Singkawang saat ini makin diminati, baik buah maupun benihnya.
“Bersyukur saat ini alpukat asal Kota Singkawang makin dikenal dan permintaan akan buah segar makin tinggi. Begitu juga dengan benihnya, karena kualitas buah dan rasa itu unggul. Ini menjadi ikon Kota Singkawang dan kebanggaan Kalbar,” ujarnya di Pontianak, Jumat (3/7/2020).
Ia menyebutkan, bahwa buah yang dikenal dengan super food tersebut permintaannya saat ini bukan hanya dari lokal, namun dari berbagai daerah, terutama benihnya.
“Seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan alpukat dikenal dunia sebagai super food, wajar buah ini diminati. Apalagi alpukat dari Singkawang ini, secara kualitas dan rasa sangat baik. Permintaannya, bahkan dari luar,” jelas dia.
Anton menyebutkan, harga alpukat lilin Singkawang yang dijual di pasar modern pernah mencapai Rp100.000 per kilogram. Menurutnya, harga tersebut tentu boleh dikatakan harga alpukat termahal.
“Kualitas dan rasa tentu menentukan harga. Dengan harga yang ada dan permintaan tinggi, tentu menjadi peluang agrobisnis yang menjanjikan bagi petani alpukat di Singkawang,” jelasnya.
Anton memaparkan, bahwa uniknya alpukat lilin Singkawang tersebut dapat tumbuh baik dan berbuah di dataran rendah. Sedangkan untuk jenis alpukat lainnya agak sulit tumbuh dan jarang berbuah.
“Belum lagi kecepatan berbuah alpukat lilin Singkawang, usia dua tahun setelah tanam sudah produksi. Bahkan, di beberapa tempat bisa berbuah di umur 16 bulan saja,” katanya.