Cegah ‘Stunting’ di Sikka lewat Rumah Pemulihan ‘Stunting’
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Pemerintah Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) sedang berupaya menurunkan angka stunting di kabupaten ini yang tergolong tinggi.
Saat ini, jumlah anak berusia di bawah dua tahun (Baduta) yang mengalami stunting di Kabupaten Sikka sebanyak 4.709 anak dari total 20.450 anak usia di bawah dua tahun yang ditimbang.
“Kami saat ini fokus cegah stunting untuk anak di bawah usia dua tahun karena di bawah 2 tahun, sesuai teori pekembangan otaknya 80 persen,” ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan, Kabupaten Sikka, dr. Clara Y. Francis, Jumat (17/7/2020).
Dinkes sebut Clara, sementara ini fokus mengatasi stunting di usia tersebut guna mengejar agar perkembangan kondisi anaknya bagus. Anak-anak dikumpulkan di rumah pemulihan stunting di Kota Maumere.
Selain bermain terangnya, anak-anak tersebut diberikan makanan bergizi untuk merangsang pertumbuhan agar perkembangan otaknya mengalami peningkatan signifikan.
“Saat ini kami sementara menemukan model penanganan stunting. Kita sedang mencari model agar bisa diterapkam sebab bisa saja pola penanganan anak stunting di kota berbeda dengan di kampung,” ungkapnya.
Kadang menurut petugas kesehatan polanya bagus kata Clara, tetapi belum tentu baik menurut masyarakat. Kalau bentuk penanganannya seperti di rumah pemulihan stunting tersebut baik, maka akan dipertahankan dan coba diterapkan di tempat lainnya.