Demam Afrika Positif Infeksi Ratusan Babi di Palembang
PALEMBANG – Sebanyak 878 ekor babi, yang ditemukan mati mendadak di Kota Palembang, dinyatakan positif terinfeksi Africa Swine Faver atau Demam Babi Afrika.
Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan salah satu sampel, yang dikirim ke Balai Veteriner Lampung. “Sudah positif, untuk daging (sampel) yang dijual di pasar, kalau di kandang sudah tidak ditemukan lagi,” ujar Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, drh Jafrizal, Sabtu (11/7/2020).
Menurutnya, meski mungkin sudah ada yang dikonsumsi oleh warga, daging babi tersebut tetap aman. Hal itu dikarenakan, jenis penyakit itu hanya menular dari hewan yang sakit ke hewan lainnya. Belum pernah terbukti menular dari hewan ke manusia.
Sebelumnyam pada akhir Mei 2020, ratusan babi milik peternak di kawasan Talang Buruk Palembang, ditemukan mati mendadak. Ternak tersebut mengalami gejala demam tinggi, dan merah pada kulit. Namun ternyata kasus tersebut sudah terjadi sejak Maret, dan total sudah 878 ekor babi yang mati.
Selain menyelediki kematian babi yang baru pertama kali terjadi di kota pempek itu, Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan (DPKP) Sumsel menyebut, masuknya ratusan babi tersebut ilegal. Tidak memiliki izin dari DPKP Sumsel. “Harunya ada izin masuk dari DPKP Sumsel dan surat kesehatan hewan dari daerah asal. Sebab babi-babi ini datangnya dari provinsi lain,” tambah drh Jafrizal, yang juga pejabat otoritas veteriner Kota Palembang.
Atas temuan positif dan ilegal tersebut, Pemkot Palembang akan melakukan pembinaan kepada pedagang dan pemasok. Hal itu dimaksudkan, agar mereka memperhatikan masalah adminstrasi tekait izin masuk serta surat kesehatan hewan. “Yang penting diperhatikan adalah dilarang memasukkan hewan dari daerah yang terserang wabah,” tambahnya.