Dukung Ketahanan Pangan, Indonesia Butuh Tambahan Fasilitas Iradiasi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Kalau untuk pangan olahan siap saji seperti rendang, bandeng presto, pepes ikan atau semur daging, dalam upaya sterilisasi dan membasmi mikroba patogen termasuk mikroba berspora dan memperpanjang umur simpan itu membutuhkan dosis maksimal 60 kGy,” paparnya.
Hendig menyebutkan keuntungan iradiasi ini selain waktu lebih cepat juga lebih praktis.
“Iradiasi ini efektif terhadap hama eksternal dan internal, pelaksanaan bisa setelah produk dikemas, tidak meninggalkan residu dan mengurangi gastrointestinal pathogen yang terbawa makanan,” tandasnya.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani menyatakan salah satu unsur penting sebagai pendukung ketersediaan pangan yang mencukupi adalah dengan teknik pengawetan pangan, karena jika tidak dilakukan kerusakan bahan pangan akan terjadi dan kerugian besar tak terhindarkan.
“Akibatnya, upaya mewujudkan ketahanan pangan akan sulit terealisasi, mengingat dalam prosesnya diperlukan penyimpanan bahan pangan secara baik, sehingga pada saatnya diperlukan bahan pangan tersebut tetap dalam kondisi baik,” kata Rosan dalam kesempatan terpisah.
Dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan secara global, selain bahan bahan harus tetap terjaga secara baik dari sisi kualitas dan kuantitas, juga sisi hygienis harus diperhatikan.
“Banyak negara memberlakukan dengan ketat bahan pangan yang akan masuk ke suatu negara,” imbuhnya.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor pertanian pada April 2020 mencapai 280 juta Dollar Amerika atau tumbuh 12,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Hanya sektor pertanian saja yang mengalami kenaikan ekspor secara year of year (YoY).