Inilah Kondisi Perikanan di Sikka Masa Pandemi Corona

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Potensi perikanan di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), belum digarap khususnya pantai selatan sehingga diperlukan adanya sebuah perencanaan untuk pengembangan perikanan.

Dengan jumlah rumah tangga nelayan sebanyak 5.085 rumah tangga yang bergerak di sektor perikanan, tentu masih sangat sedikit dan pendapatan yang diperoleh pun belum membuat nelayan sejahtera.

“Kami membuat 3 Satuan Wilayah Pengembangan Perikanan (SWPP) agar fokus untuk pengembangan di sektor perikanan,” sebut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka, NTT, Paulus H. Bangkur, Rabu (29/7/2020).

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sikka, NTT, Paulus Hilarius Bangkur, saat ditemui, Rabu (29/7/2020). Foto: Ebed de Rosary

Satuan Wilayah Pengembangan Perikanan (SWPP) kata Paul sapaannya, SWPP kedua ada di Kecamatan Kecamatan Alok Barat dan SWPP ketiga ada di Kecamatan Talibura tepatnya di Desa Nangahale.

Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Sikka sebutnya masih besar khususnya pelagis besar seperti tuna dan cakalang. Nelayan pemancing tuna ucapnya, ada di Wuring Kelurahan Wolomarang dan Nangahure, Kelurahan Hewuli Kecamatan Alok Barat.

“Di Sikka ada sekitar 600 pemancing tuna dan setiap tahun pemerintah membantu kapal ukuran satu sampai dua gross ton (GT) untuk nelayan tuna sebanyak 20 unit. Satu kapal bisa dipergunakan oleh 2 sampai 3 nelayan,” ungkapnya.

Produksi ikan Cakalang tahun 2019 di Kabupaten Sikka sebut Paul, rata-rata 3 ribu ton sementara Tuna rata-rata 2.500 ton dari total produksi ikan tangkap sebanyak 18 ribu ton lebih.

Lihat juga...