Inilah Suka-Duka Pemanjat Pohon Lebah Madu Hutan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Lebah madu hutan atau bahasa Latinnya Apis dorsata banyak terdapat di pepohonan yang tinggi yang tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), namun untuk mengambil sarang lebah madu tersebut membutuhkan keahlian khusus dan keberanian.

Lebah madu hutan banyak terdapat di pohon-pohon Menggeris (Koompassia malaccensis) yang memiliki ketinggian sekitar 20 sampai 30 meter dan proses memanen madunya dilakukan setiap tahun setiap bulan September sampai Oktober.

Lebah madu hutan yang masih terdapat sarangnya dijual pemanen lebah madu di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ditemui, Rabu (8/7/2020). Foto: Ebed de Rosary

“Biasanya banyak ada di pohon Manggeris dimana bahasa lokal dinamakan Ojang. Satu pohon bisa 50 sampai 60 sarang lebah madu hutan,” kata Martinus Meda, warga Desa Wolonwalu, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (8/7/2020).

Martinus menyebutkan, dirinya sudah 20 tahun bekerja sebagai pemanjat pohon untuk mengambil madu hutan yang biasa dilakukan di bulan September dan Oktober saat bulan gelap.

Dia biasa mengambilnya di Kecamatan Bola di pohon Kemiri dan Beringin, sementara di Desa Egon Kecamatan Waigete banyak di pohon Menggeris.

Sedangkan di Desa Kojagete Pulau Besar Kecamatan Alok Timur kata dia, juga terdapat di pohon Menggeris namun hanya satu pohon saja di dekat mata air.

“Cara mengambilnya, kami membakar sabuk kelapa dan membawanya ke dekat sarang meniupnya hingga berasap sehingga lebahnya jatuh ke tanah. Baru sarangnya kami potong tetapi tidak semua dan menyisakan sedikit agar lebah bisa bersarang lagi,” tuturnya.

Lihat juga...