Jelang Idul Adha Permintaan Pisau Dapur Naik di Tulungagung

TULUNGAGUNG, JATIM — Permintaan produk pisau dapur di sejumlah pelaku industri rumahan pisau dapur menjelang Hari Raya Idul Kurban ini meningkat 100-300 persen dibanding pada periode awal pandemi COVID-19 (Maret-Mei), yakni dari sebelumnya antara 15-20 kodi per hari naik menjadi 30-50 kodi dengan harga mulai Rp30 ribu hingga Rp95 ribu per kodi isi 20 bilah pisau.

“Tren kenaikan mulai kami rasakan dalam kurun sebulan terakhir,” kata Ahmad Fauron, pemilik industri rumahan (UKM) pisau dapur di Dusun Genengan, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Tulungagung, Selasa.

Di tempat usahanya yang menjadi satu dengan teras dan pekarangan rumah Ahmad Fauron mempekerjakan tujuh tenaga kerja yang sebagian sempat di rumahkan karena omzet penjualan sempat mengalami tren negatif (minus), terutama pada periode awal pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Puncaknya pada saat Ramadan April-Mei.

Di bercerita saat itu produksi pisau dapur untuk jenis “Rambo” (pisau rambu) ukuran besar, hanya terjual lima kodi (per kodi isi 20 bilah pisau) per hari.

Jumlah ini jauh menurun dibanding kondisi sebelum pandemi yang bisa tembus 10-15 kodi per hari.
Penurunan volume produksi juga terjadi untuk pisau dapur ukuran kecil dan sedang yang sebelum pandemi penjualan per hari bisa mencapai 20-25 kodi, menjadi tinggal 10-15 kodi.

“Alhamdulillah tren negatif ini perlahan mulai membaik sekarang. Sehari penjualan produk pisau dapur di tempat kami saat ini bisa tembus 30 kodi untuk jenis pisau kecil saja sementara untuk pisau jenis rambo (besar dan sedang) sekitar 20-an kodi,” paparnya.

Geliat produksi juga dialami pelaku industri rumahan pisau dapur maupun peralatan berbahan besi lain di Desa Gondang dan Kiping.

Lihat juga...