Kawasan Gunung Bromo Masih Ditutup, Menanti Rekomendasi Bupati
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MALANG – Kawasan wisata Gunung Bromo dipastikan untuk sementara masih tetap ditutup hingga akhir bulan Juli 2020 dan dibuka kembali setelah mendapatkan rekomendasi dari empat kepala daerah yakni Lumajang, Probolinggo, Pasuruan dan Malang.
Hal tersebut disampaikan kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Ir. Jhon Kenedie, M. M usai melakukan rapat koordinasi bersama Direktur Jenderal Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistem (KSDAE).
Disampaikan Jhon Kenedie, sesuai arahan dari surat edaran Ditjen, nantinya reaktivasi TNBTS khususnya gunung Bromo akan dilakukan secara bertahap berdasarkan daya dukung kawasan.
“Jadi sesuai kesepakatan, nantinya ketika gunung Bromo sudah mulai dibuka hanya akan menerima kunjungan wisatawan sebesar 20 persen dari daya dukung daya tampung (DD DT) atau sejumlah 739 orang wisatawan per hari,” jelasnya di kantor TNBTS, Rabu sore (1/7/2020).
Terkait pembelian tiket masuk, hanya dapat dilakukan secara online melalui situs bookingbromo.bromotenggersemeru.org.
Setiap lokasi di kawasan gunung Bromo juga dibatasi jumlah pengunjung hanya 20 persen dari DD DT dengan rincian site Penanjakan yang berada di kabupaten Pasuruan sebanyak 178 orang per hari, site Bukit Cinta sebanyak 28 orang per hari, site Bukit Kedaluh 86 orang per hari, site Savana Teletubis di Kabupaten Probolinggo sebanyak 347 orang per hari, dan site Mentigen sebanyak 100 orang per hari.
Sementara ini para wisatawan tidak diperkenankan untuk naik ke tangga kawah gunung Bromo karena kondisi tangganya yang masih rusak dan butuh perbaikan.
“Jadi pada tahap awal gunung Bromo kita buka hanya 20 persen. Kalau nanti hasilnya baik, bisa dinaikkan menjadi 40 sampai maksimal 50 persen. Tapi jika nanti begitu dibuka kemudian ada kejadian, ya dengan sangat terpaksa kita tutup kembali,” tuturnya.