Kemenperin Percepat Kesiapan KIT Batang Tampung Investor
Infrastruktur tersebut meliputi akses jalan untuk tol dan non-tol, penyediaan air baku dan air bersih, kereta api, listrik, gas, terminal kontainer darat (dry port) dan pelabuhan. Di samping itu, KIT Batang akan dikembangkan sesuai kluster industri, bukan berdasarkan asal negara.
KIT Batang juga didorong untuk mengalokasikan minimal lima persen dari luas lahan untuk klaster Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini sesuai dengan asas efektifitas dan efisiensi ekonomi, untuk memudahkan penyediaan fasilitas pendukung.
Bupati Batang, Wihaji, mengatakan pihaknya meminta dukungan dari berbagai kementerian dengan regulasinya untuk mempercepat kehadiran investor di KIT Batang. Sebab, ketika ada investasi, efeknya berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan perputaran uang sehingga memacu perekonomian.
Wihaji menganalogikan, KIT Batang bagai bunga yang siap dihinggapi oleh lebah yang akan menghasilkan madu.
“Inilah analogi KIT Batang yang kita persiapkan bunga-bunganya agar lebah berdatangan yang akhirnya melahirkan madu,” katanya.
Rencananya, tujuh perusahaan global yang berkomitmen menanamkan modal di KIT Batang dengan nilai 850 juta dolar AS atau sekitar Rp11,9 triliun, dan potensi penyerapan tenaga kerja hingga 30.000 orang.
Ketujuh perusahaan tersebut merelokasi bisnisnya dari Cina, Jepang, Taiwan, Thailand, Malaysia dan Korea Selatan. (Ant)