Kurs Dolar AS Kembali Melemah
NEW YORK – Kurs dolar AS melemah lagi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) dalam perdagangan bergelombang, karena data ekonomi AS yang umumnya solid dan perbaikan angka-angka Eropa mengurangi daya tariknya sebagai safe haven, meskipun prospek mata uang tetap positif, mengingat risiko baru yang ditimbulkan virus Corona.
Greenback memulai kuartal ke tiga dengan penurunan terhadap mata uang yang berkinerja baik, di saat selera risiko meningkat seperti dolar Australia, Selandia Baru dan Kanada. Dolar juga jatuh terhadap euro dan sterling.
Para analis mengatakan, dolar masih bisa naik, karena kebangkitan kasus Covid-19 dan potensi penguncian baru di negara-negara bagian AS dianggap sebagai hot spots.
“Dalam ekonomi jasa-jasa seperti AS, mereka yang menghasilkan jumlah pekerjaan tertinggi adalah dalam bisnis kontak tinggi seperti restoran, bioskop, dan taman-taman pameran, yang saya pikir akan berhenti total,” kata Boris Schlossberg, direktur pelaksana di BK Asset Management di New York.
“Ada risiko yang signifikan untuk menutup beberapa negara bagian. Masih ada banyak aliran risiko, dan dolar bisa menjadi penerima aliran itu,” tambahnya.
Juga pada Rabu (1/7/2020), Federal Reserve merilis risalah pertemuan kebijakan terakhirnya, dan mengatakan prospek ekonomi AS masih sangat tidak past,i serta menegaskan bahwa pemulihan ekonomi penuh bergantung pada virus yang berada di bawah kendali.
Dolar sempat memperpanjang kerugian terhadap yen dan euro, setelah risalah pertemuan Fed dirilis.
“Risalah menggarisbawahi pesan dari proyeksi ekonomi, bahwa para pejabat cukup suram tentang prospek ekonomi,” kata Andrew Hunter, ekonom senior AS di Capital Economics.