Meneladani Nabiullah Ibrahim dalam Membangun Bangsa

OLEH: HASANUDDIN

NABIULLAH Ibrahim as. adalah bapak bangsa-bangsa besar. Demikianlah yang telah menjadi ketetapan Allah baginya, sebagaimana dinyatakan Allah swt, “Dan ingatlah bahwa Ibrahim telah diuji oleh Tuhan dengan berbagai perintah yang dijalankan olehnya. Dia berkata (kepada Ibrahim) “Aku akan membuatmu menjadi imam untuk berbagai bangsa.” (QS Al-Baqarah: 124).

Sebab itu, amatlah penting untuk mempelajari ajaran Ibrahim as dalam membangun suatu masyarakat, bangsa dan negara.

Tulisan ini, didasarkan pada informasi yang terdapat dalam Al-Quran, dengan tanpa mengurangi arti penting sumber informasi lain seperti arkeologi, atau kitab-kitab suci terdahulu, yang relevan dengan masa-masa hidup Nabi Ibrahim as.

Ajaran Ibrahim as.

Tauhid

Fundamen utama dari ajaran Ibrahim as –yang tentu bagi kalangan umat beragama diyakini sebagai ajaran yang diterima dari Allah swt– dan sebab itu berlaku hingga akhir zaman adalah mengenai ajaran tauhid. Ajaran untuk meng-Esakan Allah swt, dan sebaliknya larangan untuk mensyarikatkan/menyekutukan Allah swt. Prinsip fundamental ini tidak bisa ditawar-tawar bagi setiap orang, masyarakat, atau bangsa yang ingin masyarakat atau bangsanya menjadi bangsa yang besar. Bangsa yang berada dalam bimbingan dan pemeliharaan Allah swt.

Ibrahim as. berkata (yang perkataannya diabadikan dalam Al-Quran), “Hai kaumku, sesungguhnya, aku menghadapkan diriki kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang yang mempersekutukan Allah.”  (QS Al-An’Am ayat 79).

Prinsip dasar ini mesti hadir dalam gerak langkah pembangunan. Maka, pandangan yang berbeda dengan hal ini, jika terdapat dalam suatu masyarakat, mesti diantisipasi agar sejalan dengan prinsip pokok ini. Suatu masyarakat, bangsa tidak dapat berkembang dengan baik, jika di dalam masyarakat itu, tidak memiliki cara pandang yang “terpadu” dalam membangun bangsanya.

Lihat juga...