Meneladani Nabiullah Ibrahim dalam Membangun Bangsa
OLEH: HASANUDDIN
Ajarannya tentang hidup ikhlas, nampaknya benar-benar telah disampaikannya dengan sangat baik kepada putranya Ismail. Nabiullah Ismail as terkenal dengan keikhlasannya dalam menjalankan perintah Allah swt.
Ketika Ibrahim as. memperoleh ujian yang sangat berat dari Allah, berupa perintah untuk menyembelih putranya Ismail, Allah swt telah memberikan taufiq, hidayah dan inayah-Nya kepada Ismail as. dengan secara sukarela, tanpa penolakan apa pun membenarkan perintah yang disampaikan Allah swt kepada ayahnya Ibrahim untuk menyembelihnya, (kisah ini sudah amat terkenal, sehingga tidak perlu kami perpanjang menulisnya).
Signifikansi atas kisah tersebut adalah, bahwa keikhlasan dalam menjalani kehidupan, merupakan kekuatan utama dalam meringankan segala ujian yang dihadapi seseorang. Yang jika individu-individu dalam suatu masyarakat memiliki kekuatan ini, maka ringanlah bagi masyarakat itu atau bangsa itu dalam menghadapi tantangan yang mereka hadapi, seberapa berat pun tantangan tersebut. Dan inilah sumber dari kesejahteraan suatu bangsa.
Allah swt berfirman:
“Dan Ibrahim telah Kami ilhami pula, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Sembahlah Allah dan sadarlah akan Dia: inilah yang terbaik bagi kalian, seandainya kalian mengetahuinya. Kalian hanya menyembah berhala-berhala (yang tidak bernyawa) alih-alih Allah, dan (dengan demikian) kalian berdusta!. Perhatikanlah, (benda-benda dan makhluk) yang kalian sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki bagi kalian: maka, carilah semua rezeki kalian dari Allah, sembahlah Dia saja, dan bersyukurlah kepada-Nya: sebab kepada-Nya-lah kalian akan dikembalikan. Dan jika kalian mendustakan Aku, maka umat-umat lain pun telah mendustakan (nabi-nabi Allah) sebelum masa kalian: namun, yang mesti dilakukan rasul tidak lebih hanyalaha menyampaikan pesan yang diamanatkan kepadanya dengan jelas.” (QS Al-Ankabut ayat 16-18).