Nelayan Tangkap Lobster di Lamsel Lakukan Pembesaran Sebelum Dijual
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Selama ini hasil tangkapan lobster alam miliknya masih dominan untuk pemenuhan pasar lokal dan bukan untuk kebutuhan ekspor. Penangkapan lobster dengan alat tangkap ramah lingkungan memberi omzet ratusan ribu perpekan.
Saparudin, nelayan tradisional di Desa Totoharjo, Kecamatan Bakauheni menyebut tetap mencari lobster dan ikan karang. Ia masih mempergunakan alat tangkap ramah lingkungan jenis pancing rawe dasar dan bubu. Meskipun penggunaan jaring cantrang yang sempat dilarang oleh KKP akan dicabut tidak berpengaruh bagi nelayan perairan Bakauheni.
“Nelayan Bakauheni dominan memakai jaring rampus dan pancing jadi jarang memakai cantrang,” terangnya.
Kondisi perairan Bakauheni yang dominan memiliki pantai berpasir, karang menjadi habitat lobster dan ikan karang. Selain lobster pasir dan mutiara ia bisa mendapatkan ikan kerapu, lapeh dan ikan ekor kuning.
Nelayan tangkap tradisional mengandalkan peralatan sederhana dengan hasil tangkapan ikan yang cukup untuk pemenuhan kebutuhan harian. Jenis lobster yang ditangkap akan dijual ke pengepul untuk dibesarkan hingga ukuran lebih dari 200 gram.