Pedagang: Kalau tak Ada TAIP TMII, Sulit Lestarikan Anggrek
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Salim, salah satu pedagang anggrek di Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP) mengaku sangat bangga dengan ide cemerlang Ibu Negara Raden Ayu Fatimah Siti Hartinah (Ibu Tien Soeharto), yang telah membangun TAIP sebagai upaya pelestarian ragam anggrek Nusantara.
“Pemikiran Ibu Tien Soeharto sangat visioner, anggrek langka dan punah dilestariin di sini, dipromosiin dengan membangun taman anggrek ini. Pedagang anggrek juga disatukan di sini untuk mengais rezeki,” kata Salim kepada Cendana News, Sabtu (25/7/2020).
Ini tergambar dari banyak kavling yang disediakan untuk disewakan kepada para pedagang anggrek atau petani anggrek. Terhitung ada 20 kavling yang disewa para pedagang anggrek di TAIP tersebut.
“Taman ini wadah untuk pegadang anggrek, penghobies dan kolektor. Mereka datang ke sini untuk wisata dan beli anggrek, kami pedagang siap melayani,” ujarnya.

Salim mengaku sejak 1996 telah memasarkan anggrek dengan menyewa kavling 11 TAIP yang berdekatan dengan kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Menurutnya, saat Ibu Tien Soeharto masih hidup, menyewa kavling itu dengan sistem komisi yang dibayarkan setiap akhir bulan. Sehingga lebih ringan dan tidak memberatkan pedagang.
“Zaman Ibu Tien Soeharto, dulu sistem komisi, lebih ringan. Dalam sebulan kita dapat Rp20 juta, setor ke kantor pengelolanya Rp2 juta. Kalau dapat Rp10 juta, ya setornya Rp1 juta, kan lebih ringan. Kalau sekarang harus bayar di depan, kontrak Rp30 juta per tahun,” ujar Salim.