Perkampungan Ternak Sapi di Kranggan Lembur Masih Terjaga
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Setiap memasuki Iduladha, adalah masa panen bagi warga Blok Sapi. Banyak pembeli datang dari berbagai daerah untuk membeli sapi guna keperluan kurban. Adapun jenis sapi yang dipelihara mereka semua adalah jenis sapi kampung atau Limosin. Mereka tidak memelihara sapi Bali.
“Sapi di Blok kami, berkualitas unggulan karena terpelihara dengan baik dan selalu diperiksa dokter. Selain sapi juga ada kambing atau ayam,” jelas Ana.
Menjelang Iduladha 1441 H, Ana mengakui bahwa harga sapi yang ditawarkan masih standar mulai dari Rp21 juta sampai Rp30 juta. Harga sebenarnya mengikuti berat sapi, sama seperti umumnya. Untuk harga Ana menyebut masih bisa nego.
Wawan warga lain mengakui bahwa Blok Sapi di wilayah Kranggan memang sudah dikenal secara turun temurun. Bagi sebagian warga Kota Bekasi terutama wilayah Jatisampurna, Blok Sapi sudah tidak asing bagi mereka.
“Dulu Kawasan sini, dikelilingi areal persawahan atau perkebunan warga. Tapi sekarang sawah sudah berubah jadi bangunan. Tapi kampung ternak atau sekarang dikenal Blok Sapi masih tersisa,”ujarnya.
Blok Sapi awal mula dikenalkan oleh Olot Kiman, sebagai sesepuh yang awalnya membuka areal tersebut. Tahun 1970-an di kompleks tersebut hanya ada beberapa rumah, yang dihuni satu keluarga yakni Olot Kiman. Hingga sekarang tetap bertahan tapi dilanjutkan oleh anak dan cucu Olot Kiman.
Pantauan di lokasi, saat memasuki Blok Sapi di Kranggan Lembur, maka terlihat kanan kiri kandang dengan puluhan ekor sapi. Ada juga di samping rumah terdapat kandang kambing, ayam atau jenis hewan ternak lainnya.
Untuk mengambil pakan hewan ternak dilakukan cara gotong royong menggunakan satu kendaraan ke berbagai tempat untuk mencari rumput dengan sistem jadwal.