Rencana Aneksasi Israel ke Tepi Barat Diprihatinkan Australia

Sejumlah warga Palestina melakukan ibadah Salat Jumat, di Haris, Jumat (26/6/2020), ketika pasukan Israel berkumpul saat protes berlangsung atas rencana Israel untuk melakukan aneksasi bagian Tepi Barat yang diduduki – Foto ant

JAKARTA – Pemerintah Australia merasa prihatin, atas rencana Israel untuk mencaplok wilayah Tepi Barat. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, lewat pernyataan tertulisnya, Kamis (2/7/2020).

Pemerintah Australia, disebutnya, terus mengikuti perkembangan di Tepi Barat. Termasuk mengenai rencana pencaplokan sepihak terhadap daerah, yang telah lama diduduki paksa oleh Israel setelah perang pada 1967. “Kami prihatin melihat kemungkinan langkah menuju aneksasi sepihak atau perubahan status di wilayah Tepi Barat,” kata Payne, di dalam pernyataan tertulisnya.

Dalam pernyataan yang sama, Payne mengusulkan, Israel dan Palestina sebaiknya melanjutkan perundingan damai demi menyelesaikan sengketa wilayah dan konflik dua pihak. “Fokus dibutuhkan pada pengembalian negosiasi langsung, dan murni antara Israel dan Palestina, sesegera mungkin,” tambah Payne.

Usulan itu disampaikan, karena Pemerintah Australia mendukung solusi dua negara Israel dan Palestina. “Pemerintah Australia adalah pendukung lama solusi dua negara, di mana Israel dan negara Palestina (di) masa depan hidup berdampingan, dalam perdamaian dan keamanan, di dalam batas yang diakui secara internasional,” terang Payne.

Di tengah bergulirnya rencana pencaplokan Tepi Barat oleh Israel, Pemerintah Australia mendorong masing-masing pihak agar menahan diri. Australia meminta, pihak-pihak yang berkonflik di Israel dan Palestina untuk antara lain tidak melakukan aksi kekerasan dan teror. Termasuk meluncurkan serangan roket ke warga sipil, juga tidak menguasai tanah secara sepihak, melakukan aktivitas pembongkaran, dan membangun pemukiman di wilayah sengketa.

Lihat juga...