Satgas Unmul-IDI Berhasil Membuat Jamu Penguat Imunitas
SAMARINDA — Tim Satuan Tugas Covid-19 Universitas Mulawarman, Samarinda bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Kalimantan Timur berhasil membuat ramuan jamu tradisional untuk meningkatkan imunitas tubuh (immune booster) sebagai upaya pencegahan virus SARS-Cov-2 atau COVID-19.
Dua lembaga tersebut menunjuk Profesor Esti untuk memimpin riset pembuatan jamu. Profesor Esti merupakan guru besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman, yang akrab dengan jamu sejak sebelas tahun terakhir.
Temuan jamu penggemuk ikan telah membawanya menjadi guru besar termuda di Universitas Mulawarman pada 2019.
“Dengan bekal keilmuan, kami mempelajari sejumlah artikel ilmiah untuk menentukan bahan-bahan jamu. Yang cukup sukar adalah menentukan komposisi yang tepat,” kata Profesor Esti di Samarinda.
Profesor Esti bersama peneliti Dr Fajar Prasetya dari Fakultas Farmasi, dan Profesor Rudianto Amirta dari Fakultas Kehutanan, akhirnya mendapat formula yang tepat. Pada pembuka Maret 2020, tim mulai bekerja.
Buatan jamu
Di dalam laboratorium Fakultas Kehutanan, Profesor Esti, para peneliti, dan mahasiswa meracik jamu dari sambiloto, meniran, daun kelor, dan jahe. Meniran (Phyllanthus urinaria) adalah tanaman liar yang tumbuh di hutan tropis Asia. Tanaman ini berkhasiat mengendalikan gula darah, mencegah kanker, hingga menangkal radikal bebas.
Sementara sambiloto (Andrographis paniculata), bahan jamu penguat imunitas berikutnya, juga dari hutan tropis. Sambiloto amat berkhasiat meringankan pilek, meningkatkan imunitas, serta mencegah kanker.
Komposisi jamu yang lain adalah jahe (Zingiber officinale). Rempah-rempah yang satu ini sudah dikenal dunia lewat beragam khasiat bagi tubuh manusia. Bahan terakhir adalah daun kelor (Moringa oleifera). Daunnya penuh nutrisi dan baik untuk kesehatan organ-organ dalam.