Sektor Pariwisata Berangsur Pulih, Geliatkan Usaha Kecil
Editor: Makmun Hidayat
Selain Lukman, pelaku usaha bidang pariwisata bernama Eko Prapto menyebut mulai melakukan persiapan. Sejak ditutup selama tiga bulan silam pengunjung ke objek wisata Pantai Tanjung Tuha Pasir Putih berkurang. Terlebih di lokasi tersebut memasuki proses pembangunan objek wisata baru memasuki tahap land clearing atau pembersihan lahan.
“Sektor usaha pariwisata pantai sempat terhenti namun untuk wisata minat khusus memancing di Tanjung Tuha tetap berjalan,” cetusnya.
Eko Prapto yang memiliki tugas menjaga objek wisata, menyediakan warung makanan dan minuman terpaksa berhenti. Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru ia memilih membuat sejumlah kerajinan tangan. Hasil kerajinan tangan yang dibuat meliputi kipas dari bambu, miniatur rumah pohon, kincir angin, asbak dan hiasan dinding.
Berbagai jenis suvenir yang dibuat menurutnya menggunakan bahan bambu, kayu, kertas. Semua bahan yang mudah diperoleh dan dibentuk tersebut selanjutnya dirangkai menjadi suvenir. Wisatawan yang berkunjung bisa membeli kincir angin dengan harga mulai Rp10.000, kipas dari bambu Rp5 000 dan minatur rumah Rp50.000 per buah.
“Paling banyak permintaan kipas dari bambu karena selain memiliki nilai keindahan bisa digunakan saat udara panas,” cetusnya.
Permintaan kipas dari bambu diperoleh dari warga yang akan melangsungkan hajatan. Sebab dalam tradisi Lampung kipas dari bambu dikombinasikan dengan telur matang,bendera saat kelahiran anak. Permintaan dalam jumlah banyak diberinya harga Rp3.000 perbuah. Semua souvenir dijual di dekat pintu masuk objek wisata Pantai Tanjung Tuha.